TERKAIT JUDI, WARGA SUMBAR TOLAK BANTUAN PEMERINTAH MALAYSIA
Harian Kota, 2 Oktober 2009
JAKARTA - Berbagai bantuan telah mengalir dan mulai menumpuk di Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat sejak Kamis lalu, hal ini cukup mengganggu kepadatan traffic di Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, yang sudah cukup tinggi dan mengakibatkan sejumlah penerbangan mengalami delay. Bahkan pesawat yang ditumpangi Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dan Menko Kesra Aburizal Bakrie sempat tertahan di udara Padang selama beberapa jam.
Namun ada yang menarik dari tumpukan bantuan tersebut, yaitu dipisahkannya bantuan dari Pemerintah Malaysia dengan bantuan dari negara-negara lainnya, hal ini di sebabkan karena adanya penolakan bantuan dari Pemerintah Malaysia dikarenakan alasan sumber dana Judi.
"Kami sangat berterimakasih atas kepedulian Pemerintah Malaysia, namun karena dibeberapa tempat terjadi penolakan dikarenakan alasan judi, kami memilih untuk memisahkan bantuan Pemerintah malaysia dengan bantuan negara lain, akan tetapi banyak juga bantuan dari perkumpulan warga minang di Malaysia yang mengirim bantuan dan tidak ditolak" ujar Kepala Distribusi Bantuan Bandara Minangkabau, Departemen Perhubungan Budi S Ervan.
Seperti diketahui Pemerintah Malaysia memiliki fasilitas perjudian terbaik dan terlengkap di Asia Tenggara dengan omset pendapatan 4 Milliar Dollar/tahun bernama Genting Highland, dan hal tersebut dinilai warga Sumatra Barat sangat bertolak belakang dengan budaya Muslim negeri Jiran tersebut.
Bantuan Pemerintah Malaysia berupa Mie Instan, Selimut, Tenda dan obat-obatan terlihat dibiarkan menumpuk di sisi kiri bandara Minagkabau dan sangat menggangu lalulintas bantuan korban gempa.
"Bantuan dari Negara Jepang yang tiba lebih dulu berupa 2500 Genset, 500 Tenda, 25 Instalasi penyaringan air, 400 Toilet portable dan 10 Kontainer Rumah Sakit Mini sudah kami sebarkan di 6 Kabupaten, sedang dari Pemerintah Amerika, Brasil, Jerman, Filipinna, Brunai, Australia, Thailand, Vietnam dan Russia berupa Beras, obat-obatan, tenda, selimut, bahan makanan, instalasi air yang total keseluruhan berjumlah sekitar 28.000 ton akan tiba mulai hari ini, kami berusaha berkadinasi Barkorlak dan Palang Merah Internasional untuk penyediaan tempat penyimpanan dan penyalurannya" ujar Budi S Ervan.
Harian Kota, Jumat (2/10/2009).
Harian Kota, 2 Oktober 2009
JAKARTA - Berbagai bantuan telah mengalir dan mulai menumpuk di Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat sejak Kamis lalu, hal ini cukup mengganggu kepadatan traffic di Bandara Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, yang sudah cukup tinggi dan mengakibatkan sejumlah penerbangan mengalami delay. Bahkan pesawat yang ditumpangi Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dan Menko Kesra Aburizal Bakrie sempat tertahan di udara Padang selama beberapa jam.
Namun ada yang menarik dari tumpukan bantuan tersebut, yaitu dipisahkannya bantuan dari Pemerintah Malaysia dengan bantuan dari negara-negara lainnya, hal ini di sebabkan karena adanya penolakan bantuan dari Pemerintah Malaysia dikarenakan alasan sumber dana Judi.
"Kami sangat berterimakasih atas kepedulian Pemerintah Malaysia, namun karena dibeberapa tempat terjadi penolakan dikarenakan alasan judi, kami memilih untuk memisahkan bantuan Pemerintah malaysia dengan bantuan negara lain, akan tetapi banyak juga bantuan dari perkumpulan warga minang di Malaysia yang mengirim bantuan dan tidak ditolak" ujar Kepala Distribusi Bantuan Bandara Minangkabau, Departemen Perhubungan Budi S Ervan.
Seperti diketahui Pemerintah Malaysia memiliki fasilitas perjudian terbaik dan terlengkap di Asia Tenggara dengan omset pendapatan 4 Milliar Dollar/tahun bernama Genting Highland, dan hal tersebut dinilai warga Sumatra Barat sangat bertolak belakang dengan budaya Muslim negeri Jiran tersebut.
Bantuan Pemerintah Malaysia berupa Mie Instan, Selimut, Tenda dan obat-obatan terlihat dibiarkan menumpuk di sisi kiri bandara Minagkabau dan sangat menggangu lalulintas bantuan korban gempa.
"Bantuan dari Negara Jepang yang tiba lebih dulu berupa 2500 Genset, 500 Tenda, 25 Instalasi penyaringan air, 400 Toilet portable dan 10 Kontainer Rumah Sakit Mini sudah kami sebarkan di 6 Kabupaten, sedang dari Pemerintah Amerika, Brasil, Jerman, Filipinna, Brunai, Australia, Thailand, Vietnam dan Russia berupa Beras, obat-obatan, tenda, selimut, bahan makanan, instalasi air yang total keseluruhan berjumlah sekitar 28.000 ton akan tiba mulai hari ini, kami berusaha berkadinasi Barkorlak dan Palang Merah Internasional untuk penyediaan tempat penyimpanan dan penyalurannya" ujar Budi S Ervan.
Harian Kota, Jumat (2/10/2009).
1 comments:
tolak,tapi bantuan negara Kafir depa terima..
apa maknanya?
hanya org yg takde akal jer yg fikir mcm tu...
sepatut bersyukur,ini tidak...
Post a Comment