CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS
Image Hosted by ImageShack.us
Image Hosted by ImageShack.us

Wednesday, May 20, 2009

.::MA’RIFATULLAH::.

”Dan , ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul , kami menjadi saksi". agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini, atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?" (Al-A’raf 172-173)

Pentingnya Mengenal Allah

Tujuan Allah menghidupkan manusia di bumi adalah agar manusia beribadah kepada Allah swt. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Adz-dzariat : 56).

Seseorang yang mengenal Allah SWT, akan tahu akan tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia dicipitakan dan untuk apa ia berada di atas dunia. Sebaliknya, seseorang yang tidak mengenal Allah tentu ia akan terpedaya dan terpukau oleh indahnya dunia, yang pada gilirannya ia habiskan umurnya untuk mencari dunia dan menikmatinya.Allah memperkenalkan diri-Nya ketika Allah mengambil janji kepada manusia ketika sebelum manusia lahir.(Al-A’raf 172). Kemudian, eksistensi Allah telah tertanam dalam inner-conciousness (kesadaran diri) manusia. Sehingga secara naluriah, sebenarnya manusia mengenal adanya pemilik kekuatan yang agung di dunia ini. Hanya kemudian, pada pencarian akan ‘Pemilik Kekuatan Yang Agung’, sering terjadi salah sasaran. Yang disembah oleh manusia sering kali justru ciptaan Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri.

Naluri ini dimiliki oleh seluruh manusia. Ada pun orang yang tidak mengakui adanya Tuhan, maka dia telah menentang nalurinya sendiri. Menurut Yusuf Qaradawi dalam bukunya ‘Wujudullah’, Al-Qur’an tidak pernah membahas mengenai orang yang tidak mempercayai Tuhan. Yang Al-Qur’an bahas adalah mengenai orang-orang yang salah sasaran dalam menyembah Al-Qur’an.

Seorang yang mengenal Allah, tidak akan salah sasaran dalam beribadah.

Seorang muslim yang mengenal Allah, akan merasakan kehidupan yang lapang walau bagaimanapun keadaannya. Ketika dalam kesulitan, ia akan sabar. Dan dalam kelapangan, ia akan bersyukur. Ini karena ia mengenal Allah, bahwa Allah-lah yang telah mengatur kehidupannya. Dan Allah tidak pernah berbuat zholim kepada hamba-Nya.

“Amat mengherankan terhadap urusan mukmin, semuanya, hal itu tidak terdapat kecuali pada mukmin, bila ditimpa musibah ia sabar, dan bila diberi nikmat ia bersyukur.” (Hadits riwayat Muslim).

Orang yang tidak mengenal Allah, maka akan merasakan sempitnya kehidupan.

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaaha: 124).

Seseorang yang mengenal Allah akan selalu mengharap ridho-Nya dalam setiap perbuatannya, dalam perjalan hidupnya. Lain halnya dengan orang yang tidak mengenal Allah, ia berbuat berdasarkan kemuan syahwat dan kehendak nafsunya. Jadilah hawa nafsunya Tuhan selain Allah yang memerintah dan melarangnya.

Jalan Mengenal Allah

1. Mengenal Allah dengan Akal

Allah menciptakan akal untuk kita sebagai salah satu perangkat untuk mengolah alam semesta. Dan Allah menyempurnakan akal kita agar mampu memahami keberadaan-Nya. Mengenal Allah tidak hanya bisa didasarkan pada faith (kepercayaan). Karena dengan fikiran yang shidiq, maka Allah akan terwujud jelas keberadaan-Nya.

“Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. “Ar-Ra’du : 3”

Hal ini berbeda sekali dengan kepercayaan lain, yang mau tidak mau pemeluknya harus bersandar pada faith untuk mengenali tuhannya. Contohnya, apapun logika yang dihidangkan untuk mengkonsumsi kepercayaan trinitas, akan menjadi mentah kembali dan tak berguna. Tak ada yang sanggup menghadirkan trinitas dalam logika seorang manusia.

Ada dua fenomena yang dapat diamati dan dipelajari dalam rangka mengenal Allah SWT dengan menggunakan potensi akal yang diberikan-Nya kepada kita. Yaitu:

a. Ayat Kauniyah

Yaitu ayat-ayat yang terdapat di alam semesta. Kita tidak akan sanggup memikirkan dzat Allah. Tapi yang harus kita pikirkan adalah ciptaan Allah SWT. Keseimbangan penciptaan seharusnya telah membunuh kecurigaan bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya di bumi ini. Konsep serba ‘kebetulan’ hanya menjadi takhayul kalau kita memindai alam ini, dan menyimpulkan secara jujur.

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Al-Mulk:2)

b. Ayat Qouliyah.

Yaitu ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an yang senantiasa kita baca sehari-hari.

Bila nabi dan rasul terdahulu memperkenalkan Allah kepada kaumnya dengan menggunakan mu’jizat, seperti itu juga Rasulullah Muhammad SAW. Begitu banyak mu’jizat terjadi di zaman Rasulullah. Hanya mu’jizat yang tetap bertahan setelah Rasulullah tiada, adalah Al-Qur’an. Inilah mu’jizat agung yang membuat orang yang memahaminya akan terpukau.

Begitu banyak orang yang takluk kesombongannya oleh Al-Qur’an. Mulai dari ilmuwan seperti Maurice Brucille, sampai seniman seperti Cat Steven. Mereka semua masuk Islam diperantarai Al-Qur’an.

2. Mengenal Allah melalui Asma’ul Husna.

Allah memperkenalkan diri-Nya melalui asma’ul husna, atau nama-nama baik yang dimiliki oleh Allah. Perkenalan ini adalah perkenalan tingkat lanjut. Karena hanya orang yang telah yakin akan adanya Allah, yang bisa mengenal Allah melalui asma’ul husna.

Nama-nama Allah tersebut terdapat 99 nama. Sifat-sifat Allah tertuang dalam nama-nama ini.

Bahan Diskusi:

Seorang Atheis tidak mempercayai Tuhan karena mereka tidak melihatnya. Bagaimana pandangan kalian?

Apakah kita harus mempercayai hal yang dapat kita lihat saja? Lalu bagaimana dengan arus listrik, medan magnet, medan gravitasi, dll? Bagaimana dengan akal kita sendiri? Apakah kita mampu melihatnya?

Tuhan telah menitipkan kemampuan mengenal-Nya pada naluri/fitrah dan akal kita.Diperlukan kepekaan naluri yang bersih untuk mengenali keberadaan-Nya. Dan diperlukan akal yang jujur. Arus listrik, medan magnet, medan gravitasi, semua itu diketahui keberadaannya karena terasa efeknya. Begitu juga dengan Tuhan, kita mengenali-Nya dari karya-Nya yang agung.

Sedangkan melihat matahari saja kita tidak mampu, lalu bagaimana dengan melihat Tuhan?

Perumpamaan seseorang yang menolak kehadiran Tuhan berlandaskan logikanya, ialah seperti seorang yang melihat pinsil yang dimasukkan ke dalam air, sehingga pinsil itu tampak seperti bengkok/patah. Ketika dikatakan padanya bahwa pensil itu lurus, dan pandangan ini terjadi karena pembiasan cahaya di dalam air, orang tersebut tidak percaya dan tetap ‘kekeh’ dengan pendiriannya bahwa pensil itu bengkok.

Akalnya hanya sampai segitu. Belum mampu menangkap yang terjadi sesungguhnya. Dan ketahuilah, akal manusia memiliki keterbatasan.

Monday, May 18, 2009

.::Umrah Di bulan Ramadhan::.

RAUDAH MAWADDAH TRAVEL SDN. BHD.
TAMAN PUTERI JAYA, 08000 SUNGAI PETANI, KEDAH.
________________________________________________________

UMRAH DI BULAN RAMADHAN (26/08/09 - 09/09/09)
5 RAMADHAN HINGGA 20 RAMADHAN 1430 (15 Hari)
5 RAMADHAN HINGGA 10 SYAWAL 1430 ( 35 Hari)
_____________________________________

26.08.09 ~ Rabu, 5 Ramadhan: 5.30 pg Berhimpun di Masjid Nyior Sebatang Lahar Yoi. Berangkat selepas solat Subuh.

27.08.09 ~ Khamis, 6 Ramadhan: 4.oo ptg, sampai di Jeddah dan terus berangkat ke Madinan dan dijangka tiba pada 11.00 malam.

28.08.09 ~ Jumaat, 7 Ramadhan : 5.00 pg Solat Subuh di Masjid Nabawi dan ziarah Maqam Nabi.

29.08.09 ~ Sabtu, 8 Ramadhan : 6 pagi ziarah ke Masjid Qubak, Jabal Uhud, Masjid Dua Kiblat dan bazar Kurma.

30.08.09 ~ Ahad, 9 Ramadhan : Acara bebas dan lawatan persendirian.

31.08.09 ~ Isnin, 10 Ramadhan : 7.00 pagi, Berangkat ke Masjid Abyar Ali untuk mula mengerjakan Umrah.

01.09.09 ~ Selasa 11 Ramadhan : Acara bebas dan lawatan persendirian.

02.09.09 ~ Rabu, 12 Ramadhan : 6.00 pagi, Lawatan ke Jabal Sur, Padang Arafah, Mina dan mengerjakan Umrah.

03.09.09 ~ Khamis, 13 Ramadhan : Acara bebas dan lawatan persendirian.

04.09.09 ~ Jumaat, 14 Ramadhan: 6.00 pagi, Pergi ke Tanaim untuk mengerjakan Umrah dan solat tarawikh di Masjidil Haram.

05.09.09 ~ Sabtu, 15 Ramadhan : Acara bebas dan lawatan persendirian.

06.09.09 ~ Ahad, 16 Ramadhan: Mengerjakan Umrah dan solat terawikh di Masjidil Haram.

07.09.09 ~ Isnin, 17 Ramadhan:
Mengerjakan Umrah dan solat terawikh di Masjidil Haram.

08.09.09 ~ Selasa, 18 Ramadhan:
Mengerjakan Umrah dan solat terawikh di Masjidil Haram.

09.09.09 ~ Rabu, 19 Ramadhan : Insya Allah kumpulan pertama tiba di Butterworth, Pulau Pinang.

29.09.09 ~ Selasa, 9 Syawal: Insya Allah kumpulan kedua tiba di Butterworth, Pulau Pinang.
______________________________________________
Hadis-Hadis Nabi Berkenaan Fadhilat Ibadat Umrah

1. Solat satu waktu di Masjid Nabawi, pahalanya 1,000 kali ganda sama dengan 2 tahun 7 bulan solat di masjid yang lain. "Maksud hadis"

2. Solat satu waktu di Masjidil Haram, pahalanya 100,000 kali ganda, sama dengan273 tahun solat di masjid yang lain ."Maksud hadis"

3. " Kerjakanlah umrah di bulan Ramadhan keran pahalanya seperti mengerjakan ahaji bersama-sama Nabi"."Maksud hadis"

4. " Mengerjakan Umrah hingga Umrah yang lain dapat menghapuskan dosa-dosa yang lalu" "maksud Hadis"

5. "Allah akan menggantikan perbelanjaan umrah seseorang hamba dengan rezeki yang berlipat kali ganda". "Maksud Hadis"

6. Dalam Hadis Qudsi, Allah s.w.t berfirman, bila seorang hamba, aku sihatkan badannya dan aku lapangkan penghidupannya selama 5 tahun, sedangkan dia tidak juga menziarahi Ku ke Baitullah, maka hamba itu terputus rahmat dari rahmat Ku. (Mukhtar Ahadis m.s 71)
__________________________________________

SILA HUBUNGI : MIZAN 019 507 3304

HARGA PAKEJ 15 HARI : RM 6,500.00
HARGA PAKEJ 35 HARI : 7,900.00

Thursday, May 14, 2009

.::Aqiqah : Satu Tanggungjawab::.

Semalam ana berkesempatan berbual dengan kawan-kawan sekolah ana dulu menerusi YM. Dalam asyik berbual tuh adalah yang tanyakan ana perihal ibadah aqiqah. Jadi disebabkan nak cerita di YM tu panjang sangat dan connection internet ana petang semalam kurang stabil jadi dikesempatan ini ana ingin berkongsi sedikit info berkenaan aqiqah.

Aqiqah pengertian dari segi bahasa ialah rambut dikepala kanak-kanak. Sementara pengertian aqiqah dari segi syara ialah binatang yang disembelih pada hari mencukur rambut bayi. Aqiqah sebagai ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah s.w.t. sebagaimana penjelasan Rasulullah s.a.w. dengan sabdanya yang bermaksud: "Setiap anak yang lahir itu terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh (daripada hari kelahirannya), dicukur dan diberi nama." (Riwayat Abu Dawud, al-Turmuzi dan Ibnu Majah)

Hukum Aqiqah


Hukum aqiqah itu adalah sama dengan ibadah qurban iaitu Sunnat Muakkad kecuali dinazarkan menjadi wajib.
Anak lelaki disembelihkan dua ekor kambing (tetapi sah sekiranya seekor) dan perempuan memadai dengan seekor kambing. Diriwayatkan daripada Aisyah, bahawa Rasulullah s.a.w. memerintahkan para sahabat agar menyembelih aqiqah untuk anak lelaki dua ekor kambing yang umurnya sama dan untuk anak perempuan seekor kambing. (Riwayat al-Turmuzi). Daripada Ibnu Abbas r.a. pula menyatakan. bahawa Rasullullah s.a.w. menyembelih aqiqah untuk Hasan dan Husin masing-masing dengan seekor kambing. (Riwayat Abu Dawud)

Daging Aqiqah

Daging aqiqah digalakkan supaya tidak disedekahkan dalam keadaan mentah, bahkan disunatkan supaya dimasak terlebih dahulu dengan sedikit rasa manis walaupun aqiqah itu aqiqah nazar. Tujuannya ialah untuk bertafa’ul (menaruh harapan baik) terhadap keelokkan perangai dan budi pekerti anak yang diaqiqahkan.Kemudian daging yang telah dimasak itu diberi makan kepada fakir miskin, sama ada dengan dihantar masakan itu ke rumah-rumah mereka atau dijemput mereka itu hadir makan di rumah tempat beraqiqah. Namun yang lebih afdal adalah dihantar masakan tersebut ke rumah-rumah orang fakir miskin.

Sementara itu, sunat bagi orang yang beraqiqah memakan sebahagian kecil daripada daging binatang yang diaqiqahkan, selagi mana aqiqahnya itu bukan aqiqah wajib (aqiqah nazar) atau aqiqah kerana wasiat.Dalam hal memakan, menyedekah dan menghadiahkan daging aqiqah tersebut sama keadaannya dengan korban.

Semasa memotong daging disunatkan supaya jangan dipecah-pecahkan tulang binatang aqiqah itu, bahkan disunatkan supaya mengasingkan tulang-tulang itu mengikut sendi-sendinya. Sebagaimana dalam hadis daripada ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha katanya:

Maksudnya:
"Afdal bagi anak lelaki dua ekor kambing yang sama keadaannya dan bagi anak perempuan seekor kambing. Dipotong anggota-anggota (binatang) dan jangan dipecah-pecah tulangnya."

(Hadis riwayat al-Hakim)

Ini bertujuan untuk bertafa’ul (menaruh harapan baik) terhadap tulang anak itu nanti tidak pecah dan tidak patah sebagaimana tidak pecah dan tidak patahnya tulang-tulang binatang aqiqah itu.

Waktu Aqiqah

Aqiqah itu sunat dilakukan sebaik sahaja anak dilahirkan dan berterusan sehinggalah anak itu baligh. Ini adalah pendapat yang paling rajih. Apabila anak itu sudah baligh, gugurlah hukum sunat itu daripada walinya dan ketika itu hukum sunat berpindah ke atas anak itu sendiri dalam melakukan aqiqah untuk dirinya sendiri.

Walaupun waktu yang disunatkan untuk beraqiqah itu panjang, tetapi yang afdhal hendaklah dilakukan pada hari ketujuh daripada hari kelahirannya. Sebagaimana dalam hadis daripada ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha katanya maksudnya :

"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengaqiqahkan Hasan dan Husain pada hari ketujuh, memberikan kedua-duanya nama dan Baginda menyuruh supaya menghilangkan daripada keduanya kesakitan kepala (mencukur rambut kepala)."

(Hadis riwayat al-Hakim)

Termasuk dalam kiraan tujuh hari itu, hari anak itu dilahirkan. Jika anak itu dilahirkan pada waktu siang sebelum terbenam matahari, maka hari itu dikira satu hari. Sebaliknya jika dia dilahirkan pada waktu malam, maka malam dia dilahirkan itu tidak dikira sebagai satu hari, bahkan kiraan tujuh hari itu bermula daripada hari selepasnya (siang berikutnya).Waktu yang afdhal untuk menyembelih binatang aqiqah itu ialah setelah terbit matahari.

Melakukan Aqiqah Sebelum Kelahiran

Sebagaimana penjelasan di atas, jika penyembelihan aqiqah itu dilakukan selepas hari ketujuh ataupun sebelum hari ketujuh selepas kelahiran adalah memadai aqiqah tersebut. Ini kerana adanya sebab yang mensyariatkan ibadat aqiqah tersebut iaitu kelahiran anak. Akan tetapi jika aqiqah itu dilakukan sebelum kelahiran anak, maka tidak memadai aqiqahnya itu melainkan ianya hanya dikira sebagai binatang sembelihan biasa sahaja.


Syarat Sah Aqiqah


Syarat sah aqiqah ialah:

  • Berniat aqiqah ketika menyembelih.
  • Binatang ternakan berkaki empat iaitu kambing, biri-biri, kibas, lembu, kerbau dan unta.
  • Memenuhi syarat-syarat sembelihan.
  • Tidak terdapat kecacatan pada binatang tersebut
  • Disembelih pada waktunya iaitu hari ketujuh selepas kelahiran @ bila-bila masa sebelum anak tersebut baligh
  • Binatang yang hendak disembelih sudah cukup umur.
Binatang yang sudah cukup umur untuk dijadikan Qurban adalah seperti berikut:

Binatang

Umur

Biri-biri/

1 tahun atau lebih

Kambing

2 tahun atau lebih

Lembu/kenbau

2 tahun atau lebih

Unta

5 tahun atau lebih


Sunat-sunat Aqiqah ialah:

  • Dilakukan pada hari ke tujuh kelahiran
  • Menyembelih ketika matahari sedang naik (pagi)
  • Mencukur rambut bayi selepas penyembelihan
  • Memberi nama yang baik kepada bayi
  • Berdoa ketika hendak menyembelih
  • Daging dimasak manis.
  • Tidak mematahkan sendi tulang binatang tersebut ketika dimasak.
  • Daging aqiqah disunatkan buat jamuan atau kenduri

Hikmah Aqiqah

  • Tanda kesyukuran diberikan kekuatan oleh Allah s.w.t. untuk menjalankan syariat Islam dan dianugerahkan anak
  • Menggalakkan amalan sedekah.
  • melepaskan penghalang pada bayi dalam memberi syafaat kepada orang tua mereka
  • Sebagai mengikuti sunnah Rasulullah.
  • Mengukuhkan semangat persaudaraan dalam masyarakat.
  • Membuang sifat kedekut, bakhil dan tamak dalam diri.
  • Memulakan kehidupan seorang bayi dengan amalan yang baik
  • membiasakan berkorban bagi orang tua

Wednesday, May 13, 2009

.::Sebelum Tidur: Berwasiat dan Bertaubat::.

Imam Ghazali menyatakan; bahawa doa kebanyakan para nabi a.s., ialah berdoa seperti berikut (yang bermaksud): "Ya Allah Tuhanku, aku minta ampun kepada-Mu daripada sebarang dosa yang aku telah bertaubat, tapi setelah itu aku lakukan semula. Aku minta ampun daripada semua yang telah aku janji dalam hati kepada-Mu tetapi tidak aku laksanakan.

"Aku bertaubat daripada dosa waktu aku ibadat untuk-Mu, tetapi tiba-tiba mencelah sesuatu menyebabkan ibadah berubah kepada kerana yang lain daripada-Mu.

"Aku mohon ampun kepada-Mu kerana nikmat yang Engkau kurniakan itu sepatutnya untuk mentaati-Mu, sebaliknya telah aku gunakannya untuk ingkar suruhan-Mu.

"Wahai Tuhan yang Maha Mengetahui sama ada yang zahir atau yang terselindung, aku minta ampun daripada sebarang dosa yang aku lakukan pada siang hari atau pada malam gelap di tempat tersembunyi, ketika beramai atau ketika seorang diri, ampunilah daku wahai Tuhan yang Maha Lemah Lembut."

Demikian doa dan istighfar para nabi sejak daripada Nabi Adam a.s. hingga ke Nabi Muhammad s.a..w., telah dinukilkan oleh Imam Ghazali yang dimuatkan dalam kitabnya untuk mendapat perhatian dan menjadi amalan umat akhir zaman, yang persoalannya sangat penting dan bernilai tinggi.

Kini akan membincangkan mengenai adab tidur. Meskipun tidur itu sebagai perkara tabiei kebiasaan bagi manusia, sebagaimana makan minum dan naluri lain seumpamanya, semua tuntutan naluri tabiei dan segala gerak-geri itu, boleh dijadikan sumber pahala untuk bekalan ahirat.

Tidur merupakan kesinambungan daripada sifat mengantuk. Sesungguhnya sifat mengantuk itu bukan sesuatu yang dicari atau diusahakan, tetapi ia terjadi setelah tubuh letih akibat aktiviti kerja sepanjang hari.

Islam mengajar manusia sama ada perkara yang diikhtiar atau tidak jika seseorang itu tahu, ia akan jadi bekalan hidup di akhirat.

Tidur setelah didahului rasa mengantuk kurniaan Tuhan, akan menjadikan tubuh rehat dan cergas segar semula. Di akhirat ada habuan bagi manusia itu.

Justeru Islam mengajar peraturan dan adab tidur, supaya tidur menjadi suatu ibadah yang berfaedah kepada manusia di dunia dan akhirat.

Peraturan dan adab yang pertama, ialah bersihkan mulut dengan bersugi (gosok gigi) dan bersuci serta berwuduk.

Islam bukan saja suruh berwuduk ketika hendak menunaikan solat atau membaca al-Quran, bahkan Islam anjurkan berwuduk itu mengajar manusia agar tidur dalam keadaan beribadat kepada Allah SWT.

Seseorang yang berwuduk andainya meninggal dunia semasa tidur, maka matinya dalam keadaan suci bersih. Tiada yang boleh beri jaminan bahawa selepas tidur dia akan bernafas semula untuk meneruskan hidupnya.

Oleh itu apabila seseorang hendak tidur dia hendaklah bersiap, kerana dia sendiripun tidak tahu masih adakah baki umurnya selepas tidur.

Setelah bersugi dan berwuduk mereka dikehendaki bersiap menyediakan air (khusus di tempat yang sukar air) untuk bersugi dan berwuduk selepas bangun pagi esoknya.

Jika dia dikurniakan umur lagi, persiapan itu untuk mengulangi keperluan bersugi dan berwuduk sebagai sunnah Nabi s.a.w.

Sebelum meletakkan kepala atas bantal untuk tidur, hendaklah dia menaruh azam dalam hati dengan niat untuk bangun menunaikan ibadat solat tahajud dan witir juga ibadah selainnya.

Kalau tidur berniat begini akan dipermudah oleh Allah SWT untuk bangun pada hujung malam. Ini kerana tidur dengan hasrat untuk melakukan ibadah sebagaimana kelazimannya, tidurnya tidaklah tidur mati tetapi sentiasa teringat-ingat akan niatnya.

Adab tidur seterusnya ialah bagi mereka yang sepatutnya ada wasiat lantaran berhutang, maka kewajiban mereka ialah menyediakan surat wasiat.

Kewajiban orang berhutang ialah berwasiat kepada keluarganya, supaya tanggungjawab itu dipikul keluarganya jika dia meninggal dunia.

Jika orang yang berhutang itu mati menyebabkan rohnya terseksa, tidak dapat ke mana-mana dan tidak dapat menikmati fadilat syahid. Hutang yang belum dilunaskan jadi penghalang menikmati segala fadilat itu.

Orang yang mempunyai keyakinan mengenai bahaya hutang yang belum dijelaskan, wajib baginya berwasiat kerana seseorang itu tidak selamat daripada diambil nyawanya oleh Tuhan semasa tidur.

Hendaklah sedar bahawa seseorang ketika tidur mempunyai peluang lebih luas untuk mati, berbanding peluang untuk terus hidup.

Ini kerana apabila seseorang tidur rohnya akan beredar meninggalkan jasad, meskipun jantung dan nadi bergerak darah terus mengalir dan nafas keluar masuk.

Hal tersebut terserah sepenuhnya kepada kudrat Allah SWT. Justeru dalam keadaan tidak sedar kerana roh naik ke atas seperti benar-benar telah mati.

b seterusnya apabila bersiap untuk tidur, seseorang itu bertaubat daripada semua dosa, dan tidur dalam keadaan hati suci bersih dengan semua orang Islam. Tiada hasrat di hati hendak menganiaya orang apabila terjaga esok.

Dengan adab itu dunia akan aman daripada segala kemungkaran dan penyelewengan juga keburukan. Jika seseorang tidak menghormati janji sendiri yang dibuat sebelum tidur, lalu bagaimanakah orang lain akan menghormati dirinya.

~Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat~
Harakahdaily.

Monday, May 11, 2009

.::Pertemuan Yang Bermakna::.

Malam sabtu lalu ana bekesempatan bertemu semula sahabat lama ana zaman persekolahan dulu. Kebetulan dia balik ke Kuala Kangsar dan kami selalu berhubung melalui internet dia call ana ajak jumpa dan minta ana memilih lokasi. Kebetulan juga anapun balik ke Bagan Serai.

Selepas selesai solat isya, sahabat ana nih call ana tanya di mana nak jumpa. Ana beritahu dia kedai tomyam depan kilang silverstone, kemunting. Alhamdulillah tak lama menunggu di tepi jalan, sahabat ana pun sampai. Kami terus ke lokasi.

Perbualan malam tuh pada mulanya hanya perkara-perkara biasa, recall kisah-kisah silam zaman remaja di alam persekolahan. Kemudian bertukar lokasi kerana ada sahabat lain yang nak datang juga. Kami seterusnya ke Pelita Nasi Kandar di Taiping Sentral. Yang datang di situ kemudiannya sahabat ana, Kim dan Mat.

Malam tu tepat pukul 12 tgh malam isteri ana call tanya nak balik pukul berapa? Tapi kerana dah lama ana tak jumpa sahabat ana yang sorang nih ana cuma jawab pada isteri ana kejab lagi... walaupun pada hakikatnya ana sendiri belum rasa nak balik. Akhirnya selepas pukul 1 pagi Kim dan Mat minta diri nak balik, tinggallah ana dan sahabat ana sahaja yang masih bersembang.

Apabila hanya berdua kami mula bercerita pengalaman hidup dulu dan sekarang. Zaman sebelum berubah dan selepas menumui Nur Ilahi. Seronok ana bila dapat berbual dengan sahabat-sahabat ana yang suatu ketika dulu sama-sama huru-hara tapi sekarang sudah dapat apa yang sebenarnya yang dicari selama ini... Tanpa disedari kami berbual hinggan pukul 3pagi. Lalu kami sama-sama meninggalkan Pelita Nasi Kandar, Taping Sentral dengan kepuasan maklumlah kali terakhir ana berjumpa dia kira-kira 5 tahun lalu di hari perkahwinannya.

Terima kasih sahabat ana Ahmad Asri kerana sudi jumpa ana walaupun dulu (zaman persekolah) kita bukannya rapat sangat tapi atas nama persaudaraan islam kita kembali rapat. Ana bangga perubahan yang berlalu pada diri anta. Semoga kita sama-sama terus istiqamah dalam meneruskan perjalanan hidup yang singkat ini...

Thursday, May 7, 2009

.::Rahsia Solat: Disebalik Setiap Rukun::.

Inilah dia rahsia as-solat, sebagai peringatan bagi yang dah tahu atau panduan bagi yang baru tahu......

1 - Niat Sembahyang : Sebenarnya memeliharakan taubat kita dari dunia dan akhirat.

2 - Berdiri Betul : Fadilatnya, ketika mati dapat meluaskan tempat kita di dalam kubur.

3 - Takbir-ratul Ihram : Fadilatnya, sebagai pelita yang menerangi kita di dalam kubur.

4 - Fatihah : Sebagai pakaian yang indah-indah di dalam kubur.

5 - Ruqu' : Sebagai tikar kita di dalam kubur.

6 - I'tidal : Akan memberi minuman air dari telaga al-kautsar ketika di dalam kubur.

7 - Sujud : Memagar kita ketika menyeberangi titian SIRATUL-MUSTAQIM.

8 - Duduk antara 2 Sujud : Akan menaung panji-panji nabi kita didalam kubur.

9 - Duduk antara 2 Sujud (akhir) : Menjadi kenderaan ketika kita dipadang Mahsyar.

10 - Tahhiyat Akhir : Sebagai penjawab bagi soalan yang dikemukakan oleh mungkar & nangkir di dalam kubur.

11 - Selawat Nabi : Sebagai pendinding api neraka di dalam kubur.

12 - Salam : Memelihara kita di dalam kubur.

13 - Tertib : Akan pertemuan kita dengan Allah S. W. T.

Dari Abdullah bin 'Amr R. A., Rasulullah S. A. W.bersabda :
Senarai di atas adalah salah satu sebab mengapa orang Yahudi / Kafir tidak sukakan angka 13 dan juga Hari Jumaat. Itulah sebab mengapa mereka mencipta cerita yang begitu seram sekali iaitu " FRIDAY the 13th " jika ada di kalangan kamu yang perasan!!!

Wassalam.

"Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."
Sebaik-baik manusia itu adalah mereka yang memberi manafa'at kepada manusia lain...

Wednesday, May 6, 2009

.::Meninggalkan Solat: Apa Hukumnya::.

Solat salah satu daripada rukun Islam yang lima, yang diwajibkan ke atas setiap muslim dan muslimat yang mukallaf (baligh dan berakal). Kefarduan ini telah disepakati ulama’ (ijma’) dan dikira sebagai (ما يُعْلـَمْ مِنَ الدِّينِ بالضَرُورَة) perkara asas agama yang diketahui oleh setiap muslim. Sesiapa yang mengingkari kewajibannya menjadi kafir dan murtad, kekal dalam neraka; kerana kefarduannya disandarkan kepada nas yang jelas dan qathi’e (tidak dapat ditokok tambah) daripada Al-Quran, As-Sunnah dan Ijma’.
Sesiapa yang meninggalkan solat kerana malas, bermudah-mudah atau sengaja tanpa menafikan kewajibannya tergolong dikalangan orang yang fasiq dan berdosa besar yang wajib ke atasnya beberapa perkara:-
1. Bertaubat, beristighfar serta menyesal di atas perbuatannya.
2. Mengqada’kan solat yang ditinggalkannya.
3. Dijatuhkan ke atasnya hukuman had.

Hukuman Had ke atas orang yang meninggalkan solat

Ulama’ mazhab berbeza pendapat pada bentuk hukuman yang dikenakan ke atas orang yang meninggalkan solat, setelah mereka bersepakat pada keharamannya dan besarnya dosa peninggalnya berdasarkan ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis yang sahih.

* Mazhab Hanafi: Peninggal solat dihukum fasik dan wajib dipenjarakan dan dirotan dengan kuat sampai keluar darah, sehinggalah dia kembali solat dan bertaubat atau mati di dalam penjara. Dia tidak dibunuh kecuali mengingkari kewajipan solat atau mempersendakannya.

* Jumhur ulama’ daripada mazhab Maliki dan Syafie: Orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dihukum bunuh walau pun meninggalkan satu fardhu sahaja. Disuruh agar bertaubat selama tiga hari, jika enggan dijatuhkan hukuman had dengan dipenggal kepalanya. Selepas dibunuh, dimandikan dan disembahyangkan ke atasnya serta ditanam di tanah perkuburan orang Islam kerana dia tidak dikira kafir. Ini juga adalah pendapat yang rajih pada mazhab Hanbali sebagaimana dikatakan oleh Ibn Qudamah dalam Al-Mughni .
Hukum Mengqada’kan Solat

Sesiapa yang meninggalkan solat kerana terlupa atau sengaja (dan berdosa jika sengaja), wajib mengqada’kannya. Dalilnya, sabda Nabi S.A.W.:
إذا رقد أحدكم عن الصلاة، أو غفل عنها، فليصلها إذا ذكرها
Maksudnya: Jika tidur salah seorang daripada kamu daripada solat, atau melupainya, hendaklah dia menunaikannya apabila sedar atau teringat.
من نسي صلاة فليصلها إذا ذكرها، لا كفارة لها إلا ذلك
Maksudnya: Sesiapa yang terlupa satu sembahyang, hendaklah menunaikannya apabila dia teringatnya; tiada kaffarah baginya kecuali yang tersebut (iaitu tidak perlu membayar kaffarah yang lain, memadai dengan menggantikan solat tersebut).
Banyak lagi hadis-hadis lain yang membawa maksud yang sama iaitu wajib mengqada’kan solat yang ditinggalkan. Pada zahir hadis tidak menyebut tentang hukum orang yang sengaja meninggalkan solat, adakah wajib mengqada’kannya atau tidak. Maka disinilah ulama’ memainkan peranan mereka untuk mengeluarkan hukum daripada nas tersebut. Mengikut kaedah Qias, orang yang meninggalkan solat kerana uzur seperti terlupa atau tertidur, wajib mengqada’kannya berdalilkan nas tersebut; maka kewajipan ini terlebih dahulu kena kepada orang yang meninggalkan solat secara sengaja. Jika tidak, jadilah maksiat itu (meninggal solat dengan sengaja) membawa kepada kesenangan (tidak qada’). Ini bertentangan dengan ruh syariat yang adil.

Janganlah kita terpengaruh dengan dakwaan sesetengah pihak yang mengatakan tidak wajib mengqada’kan solat yang telah ditinggalkan kerana cukup dengan Istighfar dan taubat sahaja. Ini kerana jumhur ulama’ daripada mazhab yang empat Hanafi, Maliki, Syafie dan Hanbali mewajibkan qada’ solat secara umumnya .
Dikecualikan daripada Qada’ beberapa golongan:

1. kanak-kanak yang belum baligh, tidak wajib menggantikan solatnya yang terdahulu selepas baligh.
2. orang kafir yang memeluk Islam (muallaf) tidak wajib menggantikan solatnya semasa kufurnya.
3. perempuan yang haid
4. perempuan yang nifas (keluar darah akibat beranak)
5. orang gila, mabuk dan pengsan yang bukan dengan sebab yang disengajakan seperti minum arak dll.
Selain daripada mereka, samada tidur, sakit, murtad yang kembali memeluk Islam, [pengsan, gila dan mabuk yang disengajakan] wajib ke atas mereka qada’.

*Tidur tidak boleh disamakan (qias) dengan pengsan iaitu tidak perlu menggantikan solat kerana perbuatan tidur dilakukan dengan sengaja dan kehendak diri, ia berlainan dengan pengsan yang tidak disengajakan. Dalilnya seseorang itu mampu menidurkan dirinya tapi tidak mampu menjadikan dirinya pengsan dengan sendiri dan apabila seseorang itu pengsan, kadang-kadang tidak akan sedar walaupun dikejut dengan kuat. Apabila seseorang memakan ubat untuk pengsan contohnya, maka apabila sedar dia diwajibkan juga mengqada’kan solat yang tertinggal kerana dia sengaja membuat dirinya pengsan.

Jika seseorang daripada lima golongan di atas hilang uzur mereka dan masih tinggal waktu yang mencukupi walau Takbiratul Ihram, wajib baginya menggantikan solat tersebut begitu juga solat yang sebelumnya jika boleh dijama’kan. Hukum ini menyeluruh kepada yang bermusafir dan bermukim.

Contoh: Jika seorang perempuan suci dari haidnya pada akhir waktu Asar, wajib baginya mengqada’kan solat Asar dan Zohor yang sebelumnya. Begitulah juga perihalnya jika suci pada waktu Isyak, wajib mengqada’kan Maghrib dan Isyak.

Jika seseorang perempuan masuk waktu solat dalam keadaan suci, kemudian datang haidnya sebelum sempat dia solat pada waktu itu, dan waktu yang suci itu mencukupi untuk solat; wajib ke atasnya mengqada’kan solat tersebut apabila suci kelak kerana kelalaiannya dan tidak bersegera menunaikan solat selepas masuk waktunya.

*Disunatkan mengqada’ solat secara tertib solat yang ditinggalkan seperti Subuh sebelum Zohor dan begitulah seterusnya. Dan hendaklah seseorang itu mendahulukan solat yang tertinggal daripada solat waktu tersebut kecuali kerana takut luput waktu solat tersebut.

Bagi orang yang tidak tahu berapa kalikah tertinggal solat hendaklah dia melaksanakan qada’ solat tersebut sehingga dia yakin bahawa dia telah menghabiskan solat yang ditinggalkannya .

Hukum menangguhkan solat

Apabila masuknya waktu solat, wajib seseorang itu melakukan salah satu daripada dua perkara:-
1. terus mendirikan solat, itulah yang paling afdhal atau
2. azam untuk menunaikan solat dalam waktunya.
Jika tidak melakukan salah satu daripada perkara yang disebut di atas, sesungguhnya berdosalah dia. Ini dinamakan azam yang khas. Dan wajib bagi seseorang itu selepas baligh menyimpan azam yang umum untuk melakukan segala suruhan Allah dan meniggalkan segala laranganNya .
Haram hukumnya menangguhkan solat sehingga tidak sempat menunaikan solat dengan segala syarat dan rukunnya di dalam waktunya. Sesuatu solat itu dikira sebagai tunai (أداء) jika sempat mendapat satu rakaat daripadanya (selesai daripada sujud yang kedua). Apabila tidak mendapat walaupun satu rakaat, solat itu dinamakan Qada’. Tetapi dosa bukannya berkaitan dengan tunai atau qada’, seseorang itu telah dikira berdosa walaupun sempat mendapat satu rakaat di dalam waktu.

Tidur daripada Solat
Tidur yang dimaafkan sehingga keluar solat daripada waktunya:-
1. tidur yang bukan disengajakan (tertidur)
2. seseorang yang lupa bukan daripada perkara yang dilarang (contoh perkara yang dibenarkan: terlupa kerana sebab belajar atau kerja; contoh perkara yang dilarang: setiap perkara yang dilarang walaupun makruh seperti bermain catur dan lain-lain).

Tidak makruh tidur sebelum masuknya waktu solat. Ada yang bependapat makruh tidur sebelum waktu Isyak dan haram sebelum Jumaat.
Dibolehkan tetapi makruh tidur selepas masuk waktu solat dan sebelum menunaikannya dengan dua syarat:-
1. jika seseorang yakin dapat bangun dengan sendiri atau bantuan yang lain (loceng atau kawan).
2. dan berbaki daripada waktu kadar yang mencukupi untuk bersuci dan solat.
Jika tidak menepati syarat tersebut, baginya dua dosa:-
1. dosa meninggalkan solat pada waktunya
2. dosa tidur
Jika seseorang itu yakin dapat bangun dalam waktu solat, tetapi apabila terjaga nyatalah telah luput waktu solat itu, dia tidak dikira berdosa kerana meninggalkan solat. Dia hanya berdosa kerana sebab tidurnya itu, dan dosanya tidak terhapus kecuali dengan istighfar dan taubat .
والله أعلم